Suatu hari, ditengah gurun pasir yang terik, Juha terlihat sibuk menggali-gali pasir yang panas oleh terik matahari. Tampaknya dia sedang mencari sesuatu di bawah pasir itu. Sudah berapa lubang yang dia gali. Namun apa yang dicarinya kelihatannya belum juga ditemukan.
Tiba-tiba lewat seorang musafir. Melihat Juha yang sedang sibuk sendiri, Sang musafir tertarik untuk mengetahui permasalahan apakah gerangan yang dihadapi Si Juha. Lalu dengan penasaran Sang musafir bertanya, “Hai Pemuda, Tanpaknya engkau sedang menghadapi permasalahan yang besar, bolehkah aku membantu permasalahan yang sedang engkau hadapi?”
Si Juha menoleh, dia merasa senang dan terharu karena masih ada orang yang peduli padanya, “Benarkah kamu mau menolongku?”
“Oh dengan senang hati”.
“Dulu aku menimbun peti harta karun di gurun pasir ini.” Juha menceritakan permasalahannya.
“Tetapi setelah aku cari-cari, peti itu tidak ada lagi”.
Mendengar kata ‘Harta karun’ Sang musafir semakin bersemangat untuk membantu Si Juha, siapa tahu dia mendapatkan bagian dari harta karun tersebut.
“Mungkin kamu salah tempat.” Sang musafir mengkritisi.
“Ah tidak mungkin, Aku yakin disinilah aku dulu menguburkannya.” Bantah Juha.
“Kalo boleh tahu, apa ciri-ciri tempat kamu menguburkan peti itu?”
Lalu Juha memberitahukan ciri-ciri tempat dia menguburkan peti harta karun itu dengan yakinnya, “Dulu, ketika aku menguburkan peti itu, di atas tanah itu ada kumpulan awan tebal.”
0 komentar:
Posting Komentar