Karena syadat adalah bagian yang fundamen dalam aqidah seorang muslim, dan karena syahadat ini memiliki nilai-nilai dan pengaruh yang besar dalam kehidupan serta pentingnya aqidah yang jelas dalam akal dan hati sehingga dapat melakukan ibadah kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Oleh karena itu merupakan suatu kewajiban bagi kita untuk mengenal lebih dalam makna syahadat serta rukun-rukun dan syarat-syaratnya.
Makna syahadat ‘La Ilaaha Illallaah’ ( لا إله إلا الله ) adalah bahwa tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah kecuali Allah SWT.
Adapun rukun syahadat ada dua:
1. Nafyun artinya meniadakan.
2. Itsbaatun artinya menetapkan.
Kalimat ( لا إله إلا الله ) di dalam syahadat yang berarti ‘tidak ada tuhan’ merupakan bentuk nafyun atau peniadaan dan pengingkaran bagi seluruh sesembahan selain Allah. Sedangkan kalimat ( إلا الله ) yang berarti ‘kecuali Alla’ merupakan bentuk penetapan ibadah bagi Allah semata, tidak ada sekutu baginya dalam ibadah, sebagaimana juga tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaanNya.
Adapun syarat-syarat syahadat ( لا إله إلا الله ) yang merupakan tolak ukur kesempurnaan tauhid seseorang dan belum sempurna tauhidnya kecuali dengan syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ilmu yang meniadakan kebodohan ( العلم المنافي للجهل )
Allah SWT berfirman:
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ وَاللهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ ﴿محمد: 19﴾
Artinya:
Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah, dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha dan tempat tinggalmu. (QS: Muhammad: 19).
وَلاَ يَمْلِكُ الَّذِيْنَ يَدْعُونَ مِنْ دُوْنِهِ الشَّفَاعَةَ إِلاَّ مَنْ شَهِدَ بِالحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ ﴿الزخرف:86﴾
Artinya:
Dan orang-orang yang menyeru kepada selain Allah tidak mendapat syafa’at (pertolongan di akhirat); kecuali orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini. (QS: Az-Zukhruf: 86).
Dalam hal ini Nabi Muhammad SAW bersabda:
عن عثمان بن عفان قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (من مات وهو يعلم أن لا إله إلا الله دخل الجنة
Artinya:
Dari Utsman bin Affan, dia berkata: Rasulallah SAW bersabda, “Siapa saja yang mati dan dia mengetahui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, maka dia masuk sorga.
Dan dari Abi Sa’id Al Khudri RA beliau meriwayatkan bahwa Nabi SAW pernah bersabda:
قال موسى يا رب علمني شيئا أذكرك وأدعوك به، قال: يا موسى لو أن السموات السبع وعامرهن غيري والأرض السبع في كفة ولا إله إلا الله في كفة، مالت بهن (لا إله إلا الله) رواه ابن حبان والحاكم في صحيحه)
Artinya:
Musa berkata,”Ya Tuhanku! Ajarilah aku sesuatu yang dengannya aku bias mengingatmu dan berdoa kepadaMu.” Allah berkata, “Hai Musa! Sekiranya tujuh lapis langit dan ditempati selain aku, dan tujuh lapis bumi berada di sebuah piringan timbangan. Kemudian (kalimat) La Ilaaha Illallaah berada di piringan timbangan yang lainnya, maka pastilah piringan timbangan tersebut akan miring kepada kalimat ‘La Ilaaha Illallaah’. (HR. Ibnu Hibban dan Hakim).
2. Keyakinan yang meniadakan keragu-raguan ( اليقين المنافي للشك )
Hendaknya seorang yang mengucapkan kalimat ‘La Ilaaha Illallaah’ ( لا إله إلا الله ) dengan penuh keyakinan akan kandungan kalimat ini. Tidak ragu-ragu dan bimbang. Allah SWT berfirman:
قَالَتِ الأَعْرَابُ آمَنَّا، قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا، وَلَمَّا يَدْخُلِ الإِيْمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ، وَإِنْ تُطِيْعُوا اللهَ وَرَسُولَهُ لاَ يَلِتْكُمْ مِنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئاً إِنَّ اللهَ غَفُورٌ رَحِيْمٌ، إِنَّمَا المُؤْمِنُونَ الَّذِيْنَ آمَنُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيْلِ اللهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ ﴿الحجرات: 14-15﴾
Artinya:
Orang-orang Arab Badui berkata, “Kami telah beriman.” Katakanlah (kepada mereka), “Kami belum beriman, tetapi katakanlah ‘kami telah tunduk (islam); karena iman belum masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan rasulNya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah meraka yang beriman kepada Allah dan rasulNya, kemudia mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. (QS: Al-Hujurat: 14-15).
Dalam ayat ini Allah SWT memberikan syarat bagi kejujuran iman orang-orang Arab Badui tersebut, yaitu agar mereka tidak ragu-ragu dan tidak bimbang dalam keimanan kepada Allah SWT.
Dan diriwayatkan dalam hadis yang shahih:
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم أرسل أبا هريرة بنعليه قائلا له: (من لقيت من وراء هذا الحائط يشهد أن لا إله إلا الله مستيقنا بها قلبه فبشره بالجنة
Artinya: bahwa Rasulallah SAW mengutus Abu Hurairah dengan membawa kedua sendalnya seraya berkata kepadanya, “Siapa saja yang engkau temui di balik dinding ini, dia bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan hatinya yakin dengan kalimat itu, maka berilah dia kabar gembira akan sorga.
وعن عبادة بن الصامت رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم (من شهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأن محمدا عبده ورسوله، وأن عيسى عبد الله ورسوله، وكلمته ألقاها إلى مريم وروح منه، وأن الجنة حق، والنار حق، أدخله الله الجنة على ما كان من العمل (أخرجه البخاري ومسلم)
Artinnya:
Dari Ubadah bin Shomit RA, dia berkata: Rasulallah SAW bersabda, “Siapa saja yang bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah semata, tidak ada sekutu baginya, dan Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Dan bahwa Isa adalah hamba Allah dan utusanNya, dan kalimatNya yang disampaikan kepada Maryam, dan merupakan ruh (yang ditiup) dariNya. Dan Bahwasanya sorga adalah sesuatu yang benar, dan neraka adalah benar. Allah masukkan dia ke dalam sorga berdasarkan amalannya. (HR. Bukhori dan Muslim).
3. Ikhlas yang meniadakan perbuatan syirik ( الإخلاص المنافي للشرك )
Ikhlas adalah membersihkan amalan dengan niat yang bersih dari seluruh perbuatan syirik, baik yang besar maupun yang kecil.
Allah SWT berfirman:
وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ حُنَفَاءَ، وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكاَةَ وَذَلِكَ دِيْنُ القَيِّمَةِ ﴿البينة: 5﴾
Artinya:
Padahal merka hanya diperintah untuk menyembah Allah dengan ikhlas mentaatiNya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar), (QS: Al-Baiyyinah: 5).
Artinya:
Maka barang siapa yang mengharap pertemuan dengan TuhanNya hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya. (QS: Al-Kahfi: 110).
أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي مَنْ قَالَ: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ خَالِصاً مِنْ قَلْبِهِ وَنَفْسِهِ
Artinya:
Manusia yang paling berbahagia dengan syafaatku adalah orang yang berkata ‘La Ilaaha Illallaah’ tiada Tuhan selain Allah, secara ikhlas dari hati dan jiwanya.
Di dalam hadis yang shahih juga Rasulallah SAW pernah bersabda:
Artinya:
Dari Utsman bin Malik RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan bagi neraka orang yang berkata, ‘La Ilaaha Illallaah’ (tidak ada Tuhan selain Allah).
4. Kejujuran yang meniadakan kebohongan ( الصدق المنافي للكذب )
Allah SWT berfirman:
Artinya:
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian[22]," pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka Hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS: Al-Baqoroh: 8-9).
Artinya:
Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang Telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya). (QS: Al-Ahzab:23).
عن معاذ بن جبل رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ما من أحد يشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا عبده ورسوله صدقا من قلبه إلا حرمه الله على النار
Artinya:
Dari Mu’az bin Jabal RA, dari Nabi SAW dia berkata, “Tidak lah seseorang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hambaNya dan utusanNya, dengan segenap kejujuran dari hatinya kecuali Allah haramkan dirinya dari neraka.
5. Cinta yang meniadakan kemarahan dan kebencian
Allah SWT berfirman:
Artinya:
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (QS: Al Baqoroh: 165).
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. (QS: Al Maidah: 54).
Dan di dalam hadis Rasulallah bersabda:
ثلاث من كن فيه وجد بهن حلاوة الإيمان: أن يكون الله ورسوله أحب إليه مما سواهما، وأن يحب المرء لا يحبه إلا لله، وأن يكره أن يعود إلى الكفر بعد أن أنقذه الله منه كما يكره أن يقذف في النار (متفق عليه)
Artinya:
Ada tiga hal yang apabila ada pada seseorang dengannya dia akan merasakan manisnya iman; Allah dan rasulNya lebih dia cintai dari pada yang lainnya, mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan dia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dia darinya sebagaimana dia benci dilemparkan kedalam neraka. (HR. Bukhori dan Muslim).
6. Sikap menerima yang meniadakan penolakan
Allah SWT memberitakan tentang sebuah kaum yang Dia timpakan azab kepada mereka karena mereka menolak untuk menerima kaliamat syahadah ini:
Artinya:
Maka Sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama dalam azab. Sesungguhnya Demikianlah kami berbuat terhadap orang-orang yang berbuat jahat. Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri, Dan mereka berkata: "Apakah Sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami Karena seorang penyair gila?" (QS: As-Shoffat:33-36)
Dan dalam sebuah hadis Rasulallah bersabda:
مثل ما بعثني الله به من الهدى والعلم كمثل الغيث الكثير أصاب أرضا، فكان منها قبلت الماء فأنبتت الكلأ والعشب الكثير، وكان فيها أجادب أمسكت الماء فنفع الله به الناس، فشربو وسقوا وزرعوا، وأصاب منها طائفة أخرى إنما هي قيعان لا تمسك ماء ولا تنبت كلأ، فذلك مثل من فقه في دين الله ونفعه ما بعثني الله به فعلم وعلم، ومثل من لم يرفع بذلك رأسا ولم يقبل هدى الله الذي أرسلت به.
Artinya:
Perumpamaan ilmu dan hidayah yang Allah mengutus Aku dengannya adalah bagaikan hujan deras yang jatuh ke tanah. Di antara tanah itu ada yang menyerap air sehingga menumbuhkan pepohonan dan rerumputan yang banyak. Dan di antara tanah itu ada yang gersang, menahan air sehingga Allah memberikan kebaikan dengan air itu kepada manusia, maka minumlah mereka, menyiram dan menanam. Dan ada (air) yang jatuh pada jenis (tanah) yang lain, tanah itu adalah Qii’aan, tidak menahan air dan tidak juga bisa menumbuhkan pepohonan. Itulah perumpamaan orang yang memahami agama Allah dan mendapatkan manfa’at dari apa yang aku diutus dengannya, lalu dia mengetahui dan mengajarkannya, dan perumpamaan orang yang bodoh dan tidak menerima hidayah yang Allah telah mengutusku dengannya.
7. Sikap manut yang meniadakan sikap menolak, meninggalkan dan tidak melaksanakan
Allah SWT berfirman:
Artinya:
Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. dan Hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan. (QS: Luqman: 22).
Artinya:
Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka[1045] ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung.
Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, Maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan. (QS: An-Nuur: 51-52).
Allah SWT berfirman:
Artinya:
Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS: Al-Baqoroh:284).
Dan diriwayatkan dari rasulallah, ketika turun ayat ini kepadanya, para sahabatnya merasa berat, lalu mereka mendatangi Rasul SAW dan membungkuk seraya berkata, “Wahai rasulallah! Kami telah dibebani dengan amalan-amalan yang tidak bisa kami kerjakan; Sholat, Jihad, Puasa dan Sedekah. Dan ayat ini telah turun juga kepadamu. Kami tidak sanggup untuk melaksanakannya.” Kemudian Rasulallah berkata, “Apakah kalian ingin berkata sebagaimana apa yang elah dikatakan oleh ahli dua kitab sebelum kalian “Kami dengar dan Kami langgar”? Akan tetapi katakanlah, “Kami dengar dan Kami taati, ampunanMu ya Tuhan kami dan hanya kepadaMu lah tempat kembali.
Ketika para sahabat rasulallah menerima dan menyebutkan kata-kata itu dengan lidah mereka, Allah turunkan setelah itu ayat selanjutnya:
Artinya:
Rasul Telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. (QS: Al-Baqoroh: 285).
Ketika para sahabat telah melaksanakan kandungan ayat tersebut kemudian Allah menghapus hukum ayat tersebut, lalu menurunkan ayat:
Artinya:
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. (QS: Al-Baqoroh:286).
Rasulallah berkata, “Ya.”
Artinya:
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. (QS: Al-Baqoroh: 286).
Rasulallah berkata, “Ya.”
Artinya:
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. (QS: Al-Baqoroh: 286).
Rasulallah berkata, “Ya.”
Artinya:
beri ma'aflah Kami; ampunilah Kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (QS: Al-Baqoroh: 286).
Rasulallah berkata, “Ya.” Dan di dalam riwayat Ibnu Abbas rasul berkata, “Telah Aku laksanakan.”
0 komentar:
Posting Komentar