Mencintai Karena Allah

Sebuah rasa cinta lahir dan tumbuh di atas sebuah pondasi yang melatar-belakanginya. Kekuatan cinta tersebut, tentu tergantung dari kekuatan pondasinya. Cinta yang didasarkan atas keindahan dan kecantikan semata, tidak akan bertahan lama. Karena kecantikan dan keindahan akan sirna seiring dengan bertambahnya usia. Kecintaan yang lahir karena harta dan kekayaan akan mudah hilang. Ketika hartanya habis, habis pula cintanya. Begitulah seterusnya. Kecintaan yang dibangun di atas pondasi yang lemah akan mudah hilang.

Berbeda dengan rasa cinta yang dibangun karena Allah. Cinta tersebut akan kekal selamanya. Karena yang mendasari cinta itu adalah Allah yang kekal abadi. Cinta karena Allah tidak akan sirna dengan sirnanya kecantikan sang istri, dia juga tidak akan habis dengan habisnya harta sang suami.

Cinta kepada Allah juga merupakan bentuk cinta yang suci. Cinta yang tidak membabi-buta. Karena cinta karena Allah dipandu oleh aturan-aturan yang telah dibuat oleh Allah. Seorang ayah yang sangat mencintai anaknya, tentu dia akan membela anaknya dengan sepenuh tenaga, rela mempertaruhkan nyawa demi anak tercinta. Namun ketika anak itu melanggar aturan Allah, walaupun cintanya sang ayah kepada anaknya, sang ayah tidak boleh membenarkan perbuatan anak tersebut. Inilah cinta seorang ayah kepada anaknya yang dibangun atas cintanya kepada Allah.

Terkadang kita menemukan seorang bapak yang mendasari cintanya kepada anak hanya karena dasar keduniaan. Sehingga banyak orang tua yang melakukan korupsi hanya karena anaknya ingin dibelikan motor. Rasa cinta ini hanya akan bertahan paling maksimal di dunia. Karena ketika masuk alam akhirat, mereka yang saling mencitai bukan karena Allah, akan saling salah-menyalahkan.

Mencintai karena Allah juga mengandung pengertian bahwa persahabatan keduanya dilakukan karena Allah. Jika salah satu dari mereka berpaling dari tujuan persahabatan yang sebenarnya (mencari ridha Allah), maka dia akan meninggalkannya. (Ibnu Rajab Al-Hanbali, Fathul Bari : Syarh Shahih Al-Bukhari).

Selain mendapat naungan di sisi Allah pada hari kiamat nanti, orang-orang yang saling mencintai karena Allah juga memiliki kedudukan yang luar biasa di akhirat nanti. Dalam hal ini Rasulallah pernah bersabda:
عن معاذ رضي الله عنه قَالَ : سَمِعْتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم، يقول: قَالَ الله عز وجل: المُتَحَابُّونَ في جَلالِي، لَهُمْ مَنَابِرُ مِنْ نُورٍ يَغْبِطُهُمُ النَّبِيُّونَ وَالشُّهَدَاءُ. رواه الترمذي

Dari Mu’az RA, dia berkata, Aku pernah mendengar Rasulallah bersabda: “Allah swt berkata, ‘orang-orang yang saling mencintai karena keagunganku, mereka memiliki mimbar dari cahaya, para nabi dan syuhada’ pun iri terhadapa mereka. (HR. At Tirmidzi).

0 komentar:

Posting Komentar