Di dalam sebuah metromini tujuan blok M, Si Ali berdiri bersama penumpang lain yang sama-sama tidak kebagian tempat duduk. Wajahnya tampak sangat gusar. Pasalnya, karena di depannya ada seorang pemuda yang duduk dengan tenang tampa merasa kasian dengan orang-orang tua yang dari tadi berdiri di sampingnya.
Di tengah kegusarannya, metromini tujuan blok M itu tiba-tiba berhenti untuk menaikkan penumpang. Dari pintu metromini masuk seorang kakek-kakek yang nasibnya juga harus berdiri karena tidak ada tempat duduk yang kosong. Setelah agak jauh berjalan, metromini berhenti lagi tepat di simpang lampu merah. Seorang nenek-nenek masuk dengan nafas agak tersengal-sengal seperti barusan dikejar anjing gila. Laki-laki yang duduk di depan Si Budi masih tidak mau berdiri mempersilahkan si kakek dan nenek untuk duduk.
Melihat sikap dan tingkah laku laki-laki yang ada di depannya, Si Budi mulai naik emosinya. Namun Si Budi berusaha untuk menahan emosi.Akhirnya Si Budi memberanikan diri untuk bertanya dengan baik-baik.
"Ehm-ehm,... maaf ya mas. Dari tadi saya berdiri di belakang melihat mas ini tidak punya rasa hormat dengan orang tua. Tadi ada kakek-kakek berdiri di samping mas, masnya tidak berdiri dan mempersilahkan duduk. Masuk lagi nenek-nenek, mas juga tidak mempersilahkan duduk. Kita kan disuruh untuk menghormati yang tua mas, kalo ada orang tua berdiri di samping kita, seharusnya kita persilahkan duduk. Lah mas ini kok dari tadi duduk-duduk saja?"
Dengan tenang laki-laki itu menjawab, "Saya ini kan sopir metromini ini mas."
0 komentar:
Posting Komentar