Pada suatu hari, di tengah-tengah sahabatnya, Rasulallah menceritakan bahwa beliau pernah ditampakkan kepadanya beberapa umat terdahulu. Di antara umat-umat terdahulu tersebut Ada seorang nabi atau dua orang nabi yang berjalan dengan diikuti oleh 3 sampai 9 orang pengikutnya. Ada pula seorang nabi yang tidak punya pengikut seorangpun. Sampai akhirnya ditampakkan kepada Rasulallah segolongan besar manusia. Rasul pun bertanya, “Apakah ini ummatku wahai Jibril?”
Jibril pun menjawab, “Ini adalah Musa dan kaumnya wahai Muhammad.”
Lalu Jibril memalingkan pandangan Rasul seraya berkata, “Perhatikanlah ke ufuk wahai Muhammad!”
Tiba-tiba ufuk telah dipenuhi oleh lebih banyak lagi jumlah manusia. JIbril berkata, “Inilah ummatmu wahai Muhammad, di antara mereka ada 70.000 orang yang akan masuk surga tanpa hisab.”
Setelah menceritakan peristiwa itu, Rasulallah saw masuk ke dalam rumahnya tanpa menjelaskan siapakah 70.000 orang dari kaumnya tersebut yang masuk surga tanpa hisab. Maka para sahabat pun ramai membicarakan tentang 70.000 orang itu.
Perbincangan para sahabat tersebut akhirnya sampai kepada Rasulallah saw, lalu beliau keluar dan berkata, “mereka adalah orang yang tidak minta diruqyah (dimanterai), tidak meramal nasib dan tidak minta di-kai, dan mereka hanya bertawakkal kepada Allah.”
Maka, berdirilah Ukasyah bin Muhshin al-Asady seraya mengangkat tangan lalu berkata, “Doakan aku wahai Rasulullah agar aku masuk dalam golongan mereka.”
Lalu Rasulullah berkata, “Kamu termasuk dalam golongan mereka wahai Ukasyah.”
Lalu, seorang dari golongan Anshar berdiri dan berkata, “Ya Rasulallah, doakan agar aku termasuk golongan mereka juga.”
Rasulullah bersabda, “Engkau telah didahului Ukasyah.” (HR. Bukhari).
***
Rekan muslim. Pionir adalah kata lain bagi seorang pencetus dan pembuka jalan kepada kebaikan. Pionir adalah orang yang berani menempuh jalan yang lebih baik dan berbeda dengan kebiasaan. Seorang pionir cepat mengambil sikap ketika orang lain diam dan tidur terlelap. Seorang pionir selalu siap dan tanggap dalam melihat kesempatan emas di depan mata. Tidak malu ketika menemui kegagalan dan tidak sombong ketika memperoleh keberhasilan.
Allah swt memuji dan memberikan pahala yang besar kepada orang-orang yang menjadi pionir di tengah-tengah masyarakatnya. Tak hanya sebatas pahala yang besar, namun pahala tersebut akan terus bertambah. Sang pionir akan selalu mendapatkan tambahan pahala selama orang lain meniru apa yang dilakukan oleh seorang pionir. Sebagai contoh, dulu, seorang siswi muslimah dilarang keras memakai hijab di lingkungan sekolah. Bhakan bagi yang nekat memakai hijab akan mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari pihak sekolah. Namun ada seorang siswi yang berani menjadi pelopor untuk memakai hijab di sekolah. walaupun dihina, dihukum dan dicaci maki, pada akhirnya kita dapatkan para wanita muslimah beramai-ramai memakai hijab dan menjadi tren masa kini.
Seorang ayah membiasakan anaknya pergi ke masjid, lalu diikuti oleh cucu-cucunya bahkan tetangga sebelah rumah, maka sang ayah akan terus mendapatkan aliran pahala.
Dalam haditsnya, Rasulallah saw bersabda:
مَنْ سَنَّ فِي الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يُنْقَصَ مِنْ أُجُوْرِهمْ شَيْءٌ
“Barangsiapa mencontohkan suatu perbuatan baik di dalam islam, maka ia akan memperoleh pahalanya dan pahala orang-orang yang mengamalkan hal itu setelahnya tanpa berkurang sedikitpun dari pahala mereka.” (HR. Muslim).
Bagi seorang pionir, segala yang dilakukannya bukan untuk manusia. Seorang pionir berbuat hanya untuk memperoleh pahala dan balasan dari Allah swt. Karena segala amalan manusia hanya akan bernilai jika diniatkan hanya untuk Allah swt. Sedangkan amalan yang diniatkan untuk mendapatkan pujian manusia maka amalan itu sia-sia, tidak bernilai pahala dan hampa. Rasulallah saw bersabda:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَاتِ وَإِنَّمَا لِكُلّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Sesungguhnya segala amalan tergantung dari niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan ganjaran sesuai dengan yang dia niatkan.”
Dalam kaidah fiqih dikatakan:
الأُمُوْرُ بِمَقَاصِدِهَا
“Segala urusan dinilai dari maksudnya.”
Banyak orang yang ingin sukses, tapi tidak tahu dari mana harus memulai. Pionir sejati memutuskan berdasarkan kata hati, prediksi yang jeli, keyakinan yang tinggi dan tidak berfikir kapan dia akan menuai hasil. Bila yang dirintisnya berbuah keberhasilan, ia akan meninggalkan manfaat bagi generasi mendatang. Bila yang dicetusnya ternyata kegagalan, ia akan menjadi pelajaran berharga bagi para penerus estafet yang menjunjung tinggi nilai sebuah pengalaman dan pengorbanan.
Seperti para pejuang negara ini. Alih-alih merasakan manisnya kemerdekaan, mereka bahkan binasa di medan peperangan. Namun mereka menjadi pionir kemerdekaan Negara kita. Gugurnya mereka di medan perang merupakan kemerdekaan yang tertunda. Darah mereka yang mengalir di bumi kita menjadi pupuk semangat generasi selanjutnya. Gugur mereka di medan perang menjadi pemicu bagi generasi muda selanjutnya untuk bangkit dan maju melawan penjajah hingga akhirnya kemerdekaan itu diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Kesempatan emas adalah salah satu faktor penting bagi manusia untuk menggapai kesukesan dalam hidup di dunia dan juga di akhirat. Boleh jadi seorang akan menyesal selamanya karena tidak segera menggunakan peluang emas. Kesempatan berinfaq di waktu kaya terkadang disia-siakan, pada akhirnya menyesal setelah jatuh miskin. Tidak bisa berinfaq dan tidak bisa lagi membantu orang yang butuh. Kesempatan untuk beribadah terkadang disia-siakan, pada akhirnya berbuah penyesalan setelah jatuh sakit. Kesempatan untuk beramal di masa hidup terkadang disia-siakan, dan berbuah penyesalan setelah ajal menjemput nyawa dan diri tidak siap dengan amal ibadah.
Maka orang yang sukses di dunia dan akhirat adalah orang yang bisa memanfaatkan setiap peluang emas yang ada, mulai dari kekayaan, tubuh yang sehat, waktu, masa muda dan kehidupan ini. Bahkan setiap detik pun sangat berharga dan penuh dengan kesempatan emas.
Pada akhirnya, jadilah seperti sahabat Ukasyah, yang jeli memanfaatkan kesempatan emas yang ada. Dengan kejeliannya dia dibaiat oleh Rasul menjadi anggota dari 70.000 orang penghuni surga yang masuk surga tampa hisab.
0 komentar:
Posting Komentar