Betapa pun besar pengorbanan seorang anak kepada orang tuanya, semua itu tidak lah bisa melunasi segala jasa dan jerih payah yang telah mereka curahkan kepada kita. Dan betapa pun kita ingin membalas budi baik mereka, balasan kita belum ada bandingnya dengan pengorbanan yang selama ini mereka lakukan. Jasa mereka kepada kita bagaikan sinar sang surya yang tak putus-putusnya menyinari. Jerih payah mereka bagaikan air yang terus mengalir ke hilir. Pengorbanan mereka kepada kita bagaikan jalan yang tanpa akhir, semakin kita telusuri, semakin kita tidak tahu di mana jalan itu berakhir.
Mari sejenak kita pikirkan, adakah di dunia ini seorang wanita yang rela mempertaruhkan nyawa untuk selain dirinya? Pernahkan kita mendengar seorang wanita yang mau menyusui seorang bayi tanpa harus dibayar? Bangun di tengah malam untuk menenangkan bayi itu ketika menangis, membersihkan kotorannya, menggantikan pakaiannya dan merasa sangat sedih dan khawatir ketika bayi tersebut sakit. Dia lah ibu kita yang hingga saat ini tidak pernah lelah memperhatikan dan tidak akan pernah minta balasan.
Pernah juga kah kita mendengar seorang laki-laki yang mau bekerja untuk seseorang tanpa minta digaji? Bukan sebulan, bukan setahun, bahkan bertahun-tahun. Pergi pagi pulang sore bahkan hingga larut malam. Kaki menjadi tangan dan tangan menjadi kaki. Berlumuran keringat di bawah terik matahari, berlomba dengan waktu hanya untuk membesarkan seorang bayi yang ada dalam asuhannya. Dia lah bapak kita yang hingga saat ini tidak pernah lelah untuk berkorban dan tidak pernah minta balasan.
Maka sudah sewajarnya lah kita mentaati kedua ibu-bapak dan bersyukur atas jasa-jasa mereka. Allah SWT telah mengukir perintah untuk taat kepada kedua orang tua di dalam Al Quran. Allah SWT berfirman, “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu-bapaknya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu”. (QS. Luqman: 14).
Saudaraku! Jangan sampai kita menyakiti hati kedua orang tua kita dengan cara apa pun. Mungkin kita tidak pernah melakukan tindakan yang kasar terhadap orang tua kita, karena kita sadar itu adalah perbuatan durhaka. Namun terkadang kita tidak sadar, ada hal-hal yang kita anggap sepele namun dapat menyakiti hati keduanya. Seperti perkataan Ah!.. Aduuuh!.. iiih! … dan lain sebagainya, atau dengan gerakan yang sangat seperti memalingkan muka ketika orang tua sedang berbicara, atau merubah raut wajah dari gaya yang biasanya.
Sederhana memang… namun hal-hal yang sederhana seperti itu lah yang harus kita waspadai, karena sekecil apa pun perbuatan durhaka tetap merupakan perbuatan durhaka. Karenanya Allah mengingatkan kita dalam firmannya dengan contoh perbuatan durhaka yang sangat ringan untuk diucapakan namun bobotnya sama dengan perbuatan durhaka yang lain, Allah SWT berfirman, “Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”. (QS. Al Isra’: 23).
Jangan pernah memancing kemurkaan mereka, karena kemurkaan mereka akan menimbulkan kemurkaan Allah SWT. Carilah keridoan mereka, dari ridho keduanya akan muncul keridhoan Allah SWT yang menjadikan kehidupan kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Yang menjadikan kehidupan ini selalu dalam ridho Allah. Tiddak ada hal yang paling dirindukan oleh seorang hamba kecuali selalu hidup dalam lindungan dan ridho-Nya. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Keredhoan Allah terletak pada keredhoan kedua orang tua, dan murka Allah terletak pada murka mereka”. (HR. At Tirmidzi). Kemudian Nabi juga berkata, “Siapa saja yang membuat kedua orang tuanya ridho, maka dia telah membuat Allah ridho kepadanya, dan siapa saja yang membuat kedua orang tuanya murka, maka dia telah membuat Allah murka kepadanya”. (HR. Bukhori).
Pernah juga kah kita mendengar seorang laki-laki yang mau bekerja untuk seseorang tanpa minta digaji? Bukan sebulan, bukan setahun, bahkan bertahun-tahun. Pergi pagi pulang sore bahkan hingga larut malam. Kaki menjadi tangan dan tangan menjadi kaki. Berlumuran keringat di bawah terik matahari, berlomba dengan waktu hanya untuk membesarkan seorang bayi yang ada dalam asuhannya. Dia lah bapak kita yang hingga saat ini tidak pernah lelah untuk berkorban dan tidak pernah minta balasan.
Maka sudah sewajarnya lah kita mentaati kedua ibu-bapak dan bersyukur atas jasa-jasa mereka. Allah SWT telah mengukir perintah untuk taat kepada kedua orang tua di dalam Al Quran. Allah SWT berfirman, “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu-bapaknya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu”. (QS. Luqman: 14).
Saudaraku! Jangan sampai kita menyakiti hati kedua orang tua kita dengan cara apa pun. Mungkin kita tidak pernah melakukan tindakan yang kasar terhadap orang tua kita, karena kita sadar itu adalah perbuatan durhaka. Namun terkadang kita tidak sadar, ada hal-hal yang kita anggap sepele namun dapat menyakiti hati keduanya. Seperti perkataan Ah!.. Aduuuh!.. iiih! … dan lain sebagainya, atau dengan gerakan yang sangat seperti memalingkan muka ketika orang tua sedang berbicara, atau merubah raut wajah dari gaya yang biasanya.
Sederhana memang… namun hal-hal yang sederhana seperti itu lah yang harus kita waspadai, karena sekecil apa pun perbuatan durhaka tetap merupakan perbuatan durhaka. Karenanya Allah mengingatkan kita dalam firmannya dengan contoh perbuatan durhaka yang sangat ringan untuk diucapakan namun bobotnya sama dengan perbuatan durhaka yang lain, Allah SWT berfirman, “Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”. (QS. Al Isra’: 23).
Jangan pernah memancing kemurkaan mereka, karena kemurkaan mereka akan menimbulkan kemurkaan Allah SWT. Carilah keridoan mereka, dari ridho keduanya akan muncul keridhoan Allah SWT yang menjadikan kehidupan kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Yang menjadikan kehidupan ini selalu dalam ridho Allah. Tiddak ada hal yang paling dirindukan oleh seorang hamba kecuali selalu hidup dalam lindungan dan ridho-Nya. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Keredhoan Allah terletak pada keredhoan kedua orang tua, dan murka Allah terletak pada murka mereka”. (HR. At Tirmidzi). Kemudian Nabi juga berkata, “Siapa saja yang membuat kedua orang tuanya ridho, maka dia telah membuat Allah ridho kepadanya, dan siapa saja yang membuat kedua orang tuanya murka, maka dia telah membuat Allah murka kepadanya”. (HR. Bukhori).
0 komentar:
Posting Komentar